Kondisi banjir yang merendam Maros, Sulawesi Selatan pada tanggal 21 Desember 2024 pagi.
MAROS, TERKINI.COM – Banjir bandang yang melanda Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, akibat curah hujan tinggi pada Sabtu (21/12) pagi, mulai menunjukkan tanda-tanda surut.
Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros tetap siaga untuk memastikan kebutuhan warga terdampak bencana terpenuhi serta mempersiapkan langkah pemulihan di wilayah terdampak.
Hujan lebat yang mengguyur sejak pagi hari menyebabkan Sungai Walani dan Sungai Cenrana meluap, menggenangi sejumlah kecamatan seperti Camba, Mallawa, dan Cenrana.
Beberapa desa yang terdampak paling parah adalah Desa Pattiro Deceng, Desa Cenrana, dan Kelurahan Mario Pulana di Kecamatan Camba, serta Desa Padaelo dan Desa Mattampa di Kecamatan Mallawa. Akibatnya, infrastruktur di daerah tersebut rusak parah, termasuk lima jembatan yang dilaporkan putus.
Upaya Penanganan Cepat oleh BPBD
BPBD Kabupaten Maros bersama tim gabungan telah bergerak cepat dalam proses evakuasi dan penyaluran bantuan logistik.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menjelaskan bahwa pendataan korban dan kerugian materiil masih berlangsung.
“Meski belum ada laporan pengungsi, distribusi bantuan terus diupayakan untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi,” ujarnya kepada Terkini.com (23/12/2024).
Tim gabungan juga menghadapi kendala akses akibat putusnya jembatan di beberapa wilayah, namun upaya pencarian dan distribusi bantuan tetap dilakukan dengan memanfaatkan jalur alternatif.
Pemulihan dan Kesiapsiagaan
Meskipun genangan air mulai surut, proses pemulihan masih membutuhkan waktu. BPBD Kabupaten Maros akan fokus pada perbaikan infrastruktur seperti jembatan dan akses jalan, sekaligus memberikan pendampingan kepada masyarakat terdampak untuk mempercepat pemulihan.
Muhari mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan dengan intensitas tinggi masih mungkin terjadi di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah aliran sungai yang rentan bencana hidrometeorologi.
Melalui koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak, BPBD Kabupaten Maros berharap langkah penanganan dan pemulihan pascabencana dapat berjalan efektif sehingga masyarakat bisa segera kembali beraktivitas seperti biasa.
Sebagai upaya pencegahan, Muhari mengingatkan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi. Sosialisasi kesiapsiagaan dan mitigasi bencana juga akan terus ditingkatkan di wilayah-wilayah yang memiliki potensi risiko tinggi (Wan).