“Ini tiap tahun kan pekerjaan rutin bagi setiap lembaga, utamanya yang bergerak di bidang jasa pengangkutan. Pertama, di Merak ini yang kami lihat pada prinsipnya persiapan-persiapan dasarnya sudah oke, cuma saya harus memperjelas dulu apa yang berbeda dengan tahun lalu. Yang pertama adalah rest area-nya itu ditambah, yang kedua alur keberangkatan itu dibagi dua, reguler dengan business. Sehingga semua persoalan-persoalan yang bisa terjadi itu terselesaikan dengan baik,” ujar Politisi Fraksi Partai Golkar itu seperti dikutip dari laman resmi DPR-RI.
Hamka menilai di setiap tahunnya perlu dilakukan perubahan yang signifikan agar bisa menyelesaikan persoalan kemacetan dikarenakan volume kendaraan yang bertambah. Salah satunya dengan menyiapkan skenario A, B, dan seterusnya. Agar jika salah satu plan tidak berjalan, mitra bisa mengeksekusi plan lain sehingga tidak mengganggu kelancaran mudik lebaran tahun ini.
“Oleh karena itu, harus ada plan A, harus ada plan B. Kalau terjadi crowded misalnya mulai dari awal start-nya mobil dari pintu tol itu sudah harus diatur sedemikian rupa. Karena antara outflow dengan inflow itu tinggi sekali perbedaannya. Sehingga kalau tidak diatur antara outflow dan inflow-nya, kendaraan yang masuk itu akan numpuk. Oleh karena itu, semua planning seperti ini, itu sudah dipersiapkan, ada alternatif-yang dilakukan, terutama jalur-jalurnya ada penambahan pelabuhan penumpang. Jadi ada sudah ada dua tempat selain yang ada di sini, ada lagi satu tempat yang lainnya sehingga tidak terjadi penumpukan,” jelas Hamka.
Terakhir, Hamka mengingatkan kepada pengelola untuk bisa memaksimalkan plan A dan plan B yang telah dibuat, dan melakukan koordinasi dalam penguraian inflow dan outflow dalam rangka mengatasi penumpukan kendaraan selama masa mudik lebaran. Ia berkeyakinan bahwa selalu ada perubahan yang lebih baik dari tahun ke tahun soal pengelolaan kemacetan ini (TC)