Kenaikan PPN 12% dan Masa Depan Startup Teknologi: Siapa yang Akan Bertahan?

Bisnis Kolom Terkini

Oleh : Marwan Aziz*

Pajak pertambahan nilai (PPN) merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang penting di Indonesia. Sejak diberlakukan, PPN telah mengalami beberapa perubahan, termasuk rencana kenaikan dari 11% menjadi 12%, yang akan mulai efektif pada 1 Januari 2025 yang merupakan amanat dari Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) No 7 Tahun 2021.

Kebijakan ini diambil dengan tujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan mendukung program pembangunan nasional. Kenaikan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperbaiki sistem perpajakan dan meningkatkan stabilitas ekonomi.

Kenaikan PPN dari 11% menjadi 12%, yang direncanakan berlaku mulai 1 Januari 2025, menjadi sorotan di kalangan pelaku bisnis, termasuk startup teknologi di Indonesia. Mengingat startup, sebagai salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat, kemungkinan akan terdampak kebijakan tersebut. Akibatnya startup kini dihadapkan pada tantangan baru yang dapat memengaruhi biaya operasional, strategi harga, hingga daya saing di pasar.

Startup Indonesia: Kontributor Utama Ekonomi Digital

Indonesia hingga Januari 2024 memiliki lebih dari 2.566 startup, menjadikannya salah satu ekosistem paling dinamis di Asia Tenggara dengan kontribusi sektor ekonomi digital Indonesia sangat signifikan, bahkan Indonesia saat ini menempati peringkat keenam dunia dalam jumlah startup terbanyak berdasarkan laporan dari Startup ranking. Jumlah Startup di Indonesia lebih banyak dibandingkan Brasil, Perancis, Spanyol, dan Jerman. Namun, berada di bawah Amerika Serikat, Inggris, India, dan Australia.

Startup di Indonesia tak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menjadi roda penggerak ekonomi digital, yang menyumbang 6,12% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Startup di Indonesia telah menyumbang lebih dari 80 miliar dolar AS pada tahun 2023, dan diproyeksi mengalami pertumbuhan hingga 130 miliar dolar AS pada tahun 2025. Hal itu karena ekosistem startup global pada tahun ini menunjukkan pertumbuhan luar biasa yakni tercatat lebih dari 315 juta unit di berbagai sektor mulai dari teknologi, kesehatan, dan fintech.

Tahun 2030, diproyeksi ekonomi digital Indonesia mencapai US$360 miliar. Namun  kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang merupakan amanat Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) Nomor 7 Tahun 2021, bisa menjadi tantangan bagi perkembangan ekosistem digital yang selama ini menjadi tumpuan transformasi ekonomi Indonesia.

Kemungkinan Dampak Kenaikan PPN pada Startup Teknologi

  1. Meningkatnya Biaya Operasional
    Kenaikan PPN berpotensi menambah beban operasional, terutama untuk startup di sektor SaaS (Software as a Service), e-commerce, dan layanan digital lainnya. Biaya untuk infrastruktur teknologi seperti layanan cloud dan perangkat lunak menjadi lebih tinggi, yang dapat menggerus margin keuntungan. Startup tahap awal menjadi pihak yang paling terdampak, mengingat mereka masih dalam proses menemukan model bisnis berkelanjutan.
  2. Beban Konsumen yang Meningkat
    Produk atau layanan digital yang dijual langsung ke konsumen, seperti aplikasi premium atau platform langganan, kemungkinan akan mengalami kenaikan harga. Hal ini berisiko menurunkan daya beli konsumen, terutama di segmen pasar sensitif harga, sehingga dapat menghambat pertumbuhan pengguna baru.
  3. Persaingan Antar-Startup yang Semakin Ketat
    Startup kecil berpotensi kehilangan daya saing karena sulit menawarkan harga yang kompetitif. Di sisi lain, startup besar dengan basis pelanggan yang stabil lebih mampu menyerap kenaikan ini. Ketimpangan ini dapat mempersempit ruang gerak startup kecil di pasar.
  4. Tekanan untuk Inovasi dan Efisiensi
    Di balik tantangan, kenaikan PPN dapat mendorong startup untuk lebih inovatif dan efisien. Mereka perlu menawarkan solusi yang lebih bernilai dengan biaya operasional yang terkendali. Hal ini bisa menjadi peluang bagi startup untuk menciptakan produk baru yang relevan dengan kebutuhan konsumen.
  5. Implikasi terhadap Investor
    Investor cenderung lebih berhati-hati terhadap startup yang menghadapi risiko tambahan akibat kenaikan pajak. Startup yang tidak mampu mengelola biaya ini mungkin dianggap kurang menarik, sehingga dapat memengaruhi jumlah pendanaan yang tersedia, khususnya bagi startup dalam tahap awal penggalangan dana.
  6. Ekosistem Digital yang Terhambat
    Kenaikan harga pada produk digital seperti layanan streaming, aplikasi pendidikan, atau platform kesehatan bisa menurunkan adopsi teknologi di masyarakat. Hal ini bertentangan dengan tujuan pemerintah dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia.

Strategi untuk Bertahan dan Berkembang

Startup dapat menghadapi tantangan ini dengan beberapa langkah strategis:

  • Optimasi Biaya dengan cara memotong pengeluaran tidak esensial dan meningkatkan efisiensi operasional.
  • Diversifikasi Produk melalui pengembangan  layanan baru dengan nilai tambah yang tinggi.
  • Strategi Harga Fleksibel dengan cara menawarkan paket harga yang menarik untuk menjaga loyalitas pelanggan.
  • Advokasi Kebijakan melalui bersama asosiasi industri, startup dapat mendorong pemerintah untuk memberikan insentif pajak atau keringanan bagi bisnis teknologi yang masih berkembang.

Perlu Insentif Pajak Khusus

Kenaikan PPN 12% merupakan tantangan berat bagi dunia startup teknologi di Indonesia. Namun, dengan strategi adaptif, efisiensi operasional, dan inovasi, startup dapat menjadikan tantangan ini sebagai momentum untuk memperkuat fondasi bisnis mereka.

Dukungan dari pemerintah, seperti insentif pajak khusus, sangat diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekosistem digital nasional. Transformasi digital harus tetap menjadi prioritas untuk memastikan keberlanjutan ekonomi digital Indonesia yang sedang tumbuh pesat ***

*Penulis adalah Founder Terkini.com yang saat ini sedang melanjutkan studi program Magister Manajemen di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta dan juga aktif sebagai Pengurus  Pusat PISPI dan ICMI Jakarta Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *