Foto : Dok FORHATI Nasional.
JAKARTA, TERKINI.COM- Sejumlah lembaga di Indonesia bergerak menggalang dana kemanusian untuk warga Gaza, Palestina.
Salah satunya adalah Forum Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Wati (FORHATI) Nasional yang hari ini sudah berhasil mengumpulkan Rp 45 juta dana untuk aksi solidaritas Palestina.
“Awalnya ide ini tercetus dari koordinator presidium bersama Presidium Forhati Nasional karena setelah mendapatkan kabar terkait kondisi warga Palestina yang dibantai secara tidak manusiawi dan kita gak mungkin tinggal diam, akhirnya saya sebagai Bendahara Umum berinisiatif membuka dompet donasi dengan mengedarkan flyer kepada rekan rekan Forhati sendiri, dan rekan rekan KAHMI yang sampai dengan hari ini sudah terkumpul 45 juta donasi,” kata Drh. Baiq Yunita Arisandi, Ketua Panitia Aksi Solidaritas Palestina dan Penggalangan Dana dari FORHATI Nasional di Kantor KAHMI Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (25/10/2023).
Menurut Baiq Yunita, penggalangan dana kemanusian untuk Palestina ini dilakukan secara bertahap. “Dan masih akan kami buka sampai tanggal 29 Oktober untuk kita bisa mengajak lebih banyak lagi teman dan saudara yang ingin berbagi kepada rakyat Palestina,”ujar alumnus HMI Cabang Denpasar ini dalam acara Aksi Solidaritas Palestina dan Penggalangan Dana dari FORHATI Nasional di Kantor KAHMI Center, Jakarta Selatan.
Dana yang terkumpul akan disalurkan ke masyarakat Palestina di Jalur Gaza melalui Yayasan Al Quds. “Bantuan kami sampaikan melalui Yayasan Al Quds,” tuturnya.
Hadir dalam acara tersebut Koordinator Presidium FORHATI Nasional, Cut Emma Mutia Ratna Dewi dan anggota Presidium antara lain Wa Ode Nurhayati, Jamilah Abdul Gani, Anita Aryani, dan Sri Novakandi, Sekjen MN Kahmi, Syamsul Qomar, serta perwakilan Yayasan Al Quds dan tamu undangan lainnya.
Hal senada juga disampaikan Koordinator Forhati Nasional, Cut Emma Mutia Ratna Dewi. Menurutnya, aksi solidaritas ini muncul karena rasa simpati dan empati yang FORHATI Nasional rasakan atas kondisi warga Palestina.
“Kondisi saat ini yg terjadi di Palestina sangat memerlukan bantuan kita. Doa adalah bantuan tertinggi dan perlu ada upaya kongkrit untuk membantu meringankan beban saudara kita di Palestina,”ujarnya.
Ia menuturkan aksi penggalangan dana kemanusian untuk warga Palestina ini dilakukan spontan, tanpa persiapan waktu panjang, namun ini langkah kongkret untuk membantu warga Palestina, dengan menggandeng Yayasan Al Quds, untuk disampaikan kepada warga Palestina.
Sementara itu Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Nasional (MN) Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Syamsul Qomar mengapresiasi inisiatif FORHATI atas aksi sosial FORHATI Nasional untuk meringankan beban warga Palestina.
Ia mengungkapkan padahal awal invasi Israel ke Jalur Gaza yang menyebabkan tragedi kemanusian, MN Kahmi sudah merilis pernyataan pers, mengutuk keras invasi Israel atas Palestina, karena itu perintah Undang-undang 1945 dan dilandasi semangat persaudaraan sesama muslim.
Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, karena sudah semestinya kita membantu Palestina. Begitu berat beban yg ditanggung warga Palestina saat ini, tak hanya dialami oleh umat muslim, tapi juga Kristen dan Yahudi.
“Kegiatan ini seperti ini, kecil bagi kita, tapi warga Palestina ini sangat ditunggu-tunggu dan sangat dibutuhkan, sudah berhari-hari warga Palestina di Jalur Gaza tidak mendapatkan perlindungan, tidak mendapatkan pasokan listrik, pasokan makan terganggu dan internet mati. Kita berharap bantuan ini bisa sampai di masyarakat Palestina,”ujarnya.
Menurutnya bantuan kemanusian untuk rakyat Palestina harus terus menerus dilakukan sebagai bentuk solidaritas sesama muslim. Tak hanya dasar Islam tapi juga atas dasar kemanusiaan, apa yang terjadi di Palestine adalah tragedi kemanusiaan.
Namun sangat disayangkan ada saja negara-negara yang mendukung Israel untuk menyerang Palestina seperti Amerika Serikat dan Eropa.
“Teroris sejati adalah mereka lah mendukung zionis Israel yang mencaplok tanah Palestina,”tegasnya.
Salah seorang warga Gaza bernama Bilal Al Habil yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan sudah 19 hari tentara Zionis Israel membombardir Jalur Gaza sudah 7000 lebih yg mati syahid, yang terluka lebih 18 ribu, banyak diantara korban adalah anak-anak bahkan ada banyak bayi yang berumur beberapa bulan. Israel menargetin warga Gaza dimatikan.
“Listrik, air dan internet sudah dimatikan, bantuan kemanusian yang masuk kemarin hanya 20 truk, biasanya kalau tidak ada perang, 500 truk yang masuk. 20 truk tidak cukup, semua rumah sakit berhenti, termasuk Rumah Sakit Indonesia yang ada di Gaza, karena sudah dibom di hari kedua invasi Israel ke Gaza. Sampai saat ini warga Gaza masih dibom. Dalam satu malam ada 700 syahid yang mati dan sebagian besar anak-anak,” ungkap Bilal yang saat ini sedang menyelesaikan kuliah S2 di ITB Bandung ini.
Bilal mengaku sudah 2 pekan belakang ini tidak bisa menghubungi saudara dan orang tuanya di Gaza sebagai dampak dari pemutusan listrik dan internet di Jalur Gaza.
Ia pun meminta kepada masyarakat Indonesia untuk terus mendoakan warga Palestina di Gaza agar selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT.(Marwan Azis)