Calon Presiden Anies Baswedan. Foto : Marwan Azis/Terkini.com.
JAKARTA, TERKINI.COM-Calon presiden dari Koalisi Perubahan dan Persatuan, Anies Baswedan memberi perhatian serius pada kelangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bahkan berjanji akan mendorong UMKM menjadi naik kelas.
“Hari ini, usaha kecil sulit berkembang, kita ingin mendorong dan menjadikan usaha kecil dan menengah naik kelas. Kemudian dalam mengatasi krisis pangan, kami akan mendorong kemandirian pangan, mengatasi ketimbangan antara daerah, dengan cara membangun pusat-pusat pertumbuhan baru bukannya hanya satu pusat pertumbuhan tapi banyak pusat pertumbuhan di seluruh Indonesia,”kata Anies ketika menghadiri kegiatan dialog yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di di Auditorium Menara Bank Mega Lt. 3, Jakarta Selatan (11/12/2023) bertema “Roapmad Perekonomian Indonesia 2024”.
Anies berjanji akan membangun keberpihakan pada industri lokal, supaya semua usaha lokal bisa naik kelas. Menurut Anies, 64 juta unit usaha mikro mengalami keretanan karena keterbatasan akses pasar dan pembiayaan. Maka pemerintah harus hadir melalui pemberdayaan UMKM lokal dengan cara lebih dari 50 % belanja operasional pemerintah sebaiknya dari UMKM dan usaha lokal.
Selain itu pemerintah harus menciptakan playing field yang setara serta pemerintah aktif memfasilitasi negosiasi terkait perdagangan luar negeri dan akses pendanaan inkusif.
Anies mencontohkan di Jakarta, melalui program Jakpeneur, UMKM di Jakarta dibuatkan katalog lokal, sehingga UMKM bisa ikut dalam pengadaan barang dan jasa. “Caranya mereka di-training, lalu mereka mendapatkan izin usaha, punya NPWP, lalu mereka bisa menjadi supplier kita. Sebelumnya, misalnya, mereka bekerja, makanan ini. Mereka mengirim kepada bakery terkenal. Lalu bakery terkenal yang pasok kepada kita. Yang marginnya paling besar siapa? Ya bakery-nya itu. Sekarang diubah, mereka punya izin usaha, punya NPWP, langsung ke kita,”ungkapnya.
Dengan membuatkan katalog lokal kata Anies, UMKM menjadi terbuka akses pasar baru yang besar sekali. “Kami menerima makanan itu langsung dari produsen. Pemerintah mampu menciptakan pasar. Pemerintah harus menciptakan pasar itu untuk pelaku ekonomi kecil, mikro. Kalau tidak ada keberpihakan itu, kalah mereka. Kami di Jakarta melakukan itu masif sekali. Hasilnya, terjadi peningkatan pesat jumlah pelaku UMKM di Jakarta. Usaha mikro kecil lewat program Jakpreneur meningkat drastis dari sekitar 50 ribuan menjadi 280 ribu pelaku dalam dua tahun,”jelasnya (Marwan Azis)