|  | 
| Ilustrasi : Antara | 
JAKARTA, TERKINI.CO- Rencana pemerintah menaikan tarif dasar listrik golongan  450/900 VA, dinilai akan menyengsarakan rakyat kecil.
Hal itu  disampaikan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS),  Ecky Awal Mucharam, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (19/6). “Apalagi  di kondisi tengah ekonomi yang sedang terpuruk,” kata Ecky. Hal ini  disampaikan menanggapi rencana pemerintah dalam mengurangi subsidi  listrik untuk dua golongan rumah tangga yakni 450 VA dan 900 VA mulai  tahun depan. 
Menurut Ecky, pengurangan subsidi  ini akan berdampak pada naiknya tarif listrik bagi pelanggan PLN kelas  bawah, sebagaimana disampaikan oleh  Direktur Jenderal  Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, pada hari Selasa yang lalu.
Pemerintah,  lanjut legislator dari daerah pemilihan Jawa Barat III yang meliputi  Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur ini, tidak punya alasan yang kuat untuk  mencabut subsidi listrik, sebab sasaran subsidinya jelas yaitu  masyarakat kelas bawah. 
“Mereka tidak bisa  lagi beralasan subsidi ini salah sasaran. Jadi terlihat pemerintah  memang tidak berpihak dan tidak punya komitmen terhadap wong cilik yang  selama ini menjadi objek pencitraan dalam kampanyenya,” Ujar Ecky.
Ecky  menambahkan, daya beli masyarakat sudah sangat lemah setelah pencabutan  subsidi bahan bakar minyak (BBM). Dampak penurunan daya beli ini sudah  sangat terasa terhadap pelambatan sektor riil, yang mengakibatkan  produksi anjlok sehingga pengangguran melonjak. Menurutnya, kenaikan  tarif listrik akan menjadi pukulan telak yang mematikan.
Lebih  jauh Ecky mengemukakan, di tengah perlambatan ekonomi seperti ini, yang  harus dilakukan pemerintah justru menjaga daya beli masyarakat dengan  berbagai kebijakan fiskal yang memungkinkan baik itu subsidi maupun cash  transfer. 
“Pemerintah harus konsisten dengan  janji nawacita-nya di mana salah satunya adalah memperkicil Gini ratio  (kesenjangan –red). Rencana kebijakan ini malah akan makin memperlebar  kesenjangan,” tutup anggota Komisi XI itu. (Wan)

